LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENTUAN
PERSEN LEMAK BEBAS DAN FFA
OLEH
KELOMPOK 1
KELAS :
AGROTEKNOLOGI B
NAMA :
1. YEHEYBELD IVANI SIAHAAN D1A010089
2. SUMARTA DINATA D1A010073
3. DWI SUNU PERMATAHATI D1A010065
4. BINTANG SITORUS D1A010047
5. RD. YULI HARDIANSYAH D1A010059
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2010/2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan persen lemak bebas dan FFA dalam sampel.
B.
PRINSIP TEORI
Lemak dan minyak merupakan senyawa
organik yang penting bagikehidupan makhluk hidup.Lemak dan minyak merupakan
salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Salah satu sifat yang
khas dan mencirikan golongan lipida adalahdaya
larutnya dalam pelarut organik (misalnyaether, benzene, chloroform) atausebaliknya ketidak-larutannya dalam
pelarut air.Kelompok lipida dapat dibedakan
berdasarkan polaritasnya atau berdasarkanstruktur kimia tertentu.a.
Kelompok Trigliserida ( lemak,minyak,asam lemak dan lain-lain ).b. Kelomok
turunan asam lemak ( lilin,aldehid asam lemak dan lain-lain ).c. Fosfolipida
dan serebrosida ( termasuk glikolipida ).d. Sterol-sterol dan steroida.e.
Karotenoida.f. Kelompok lipida lain.Trigliserida merupakan kelompok lipida yang
paling banyak dalam jaringanhewan dan
tumbuhan.Trigliserida dalam tubuh manusia bervariasi jumlahnyatergantung dari tingkat kegemukan seseorang dan
dapat mencapai beberapakilogram.Fosfolipida,
glikolipida, sterol dan steroida terdapat dalam jaringan hewandan
tumbuhan dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada trigliserida. Dalam tubuhmanusia, kelompok ini hanya merupakan beberapa
persen saja dari bahan lipidaseluruhnya.Karotenoida dalam tubuh manusia lebih sedikit lagi jumlahnya, biasanyadalam
seluruh tubuh manusia hanya terdapat kurang dari 1 gram.Dalam jaringantanaman,
karotenoida terdapat dalam jumlah lebih banyak.
Secara Dentitif, lipida diartikan
sebagai semua bahan organik yang dapatlarut dalam pelarut organik yang
mempunyai kecenderungan nonpolar.Lemak dan
minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakanbagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida
ini merupakan senyawa hasilkondensasi satu molekul gliserol dengan tiga
molekul asam lemak.
Secara umum lemak diartikan sebagai
trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan
minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih
pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan
lemak.Reaksi dan sifat kimia pada minyak atau lemak:1. EsterifikasiProses Esterifikasi bertujuan untuk asam-asam
lemak bebas daritrigliserida, menjadi bentuk
ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran estar yangdidasarkan
pada prinsip trans-esterifikasi.
Yang termasuk
golongan zat warna alamiah, ini adalah zat warna yangterdapat secara alamiah
didalam kelapa Sawit, dan ikut terekstraksi bersamaminyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara
lain terdiri dari α-ka-roten,
β-karoten, xanthopil, kloropil dan antosianin.Zat- zat warna tersebutmenyebabkan minyak berwarna kuning,
kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dankemerah -
merahan.Pigmen berwarna kuning disebabkan oleh karoten yang larutdidalam
minyak. Karoten merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh, danjika minyak dihidrogenasi, maka karoten tersebut
juga berikut terhidrogenasisehingga intensitas warna kuning berkurang
(6).Karetonoid bersifat tidak stabil pada
asam (5,9), dan suhu tinggi dan jikaminyak dialiri uap panas, maka Warna kuning
akan hilang, dan karetonoid jugabersifat asseptor proton (5).
Analisa
mutu minyak kelapa sawit mentah (CPO) diperlukan untuk menyamakan standar mutu minyak kelapa sawit yang
diproduksi di Indonesiadengan standar mutu CPO internasional. Crude Palm Oil yang tidak memenuhistandar
mutu internasional akan sulit bersaing di pasaran dunia. Mutu1234WarnaKadar air dan kotoranAsam
lemak bebas(sebagai asam palmitat)Bilangan yodium-% fraksi massa% fraksi massag Iod/100 gJingga
kemerah-merahan0,5 maks0,5 maks50 – 55Untuk
menentukan apakah mutu minyak itu termasuk baik atau tidak diperlukan standar mutu. Ada beberapa faktor yang menentukan standard
mutuyaitu: kandungan air dan kotoran dalam minyak kandungan Asam lemak
bebas(ALB), warna dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi
standar mutu adalah titik cair kandungan gliserida, refining loss,
plastisitas dansupreadability, kejernihan kandungan
logam berat dan bilangan penyabunan.
BAB
II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bahan minyak hasil permentasi
dengan getah papaya, fenophelin,
alkohol, dengan menggunakan alat gelas piala, gelas Erlenmeyer, pipet tetes, gelas
ukur, biuret, dan air.
B. PROSEDUR
KERJA
1.
Diambil
20 gr minyak dari sampel percobaan.
2.
Ke
dalam Erlenmeyer dimasukkan 50 ml alkohol, fenophelin 40 tetes, dan minyak
yang telah ditimbang sebanyak 20 gr.
3.
Dilakukan
titrasi dengan air. Diamati sampai berubah warna merah muda.
4.
Kadar
NaOH ditentukan dengan dilihatnya volume akhir air setelah di titrasi.
5.
Setelah
kadar NAOHditentukan, dicari kadar FFA dengan menggunakan rumus yang ada.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
1. Penentuan
Warna
Penentuan warna
merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahuisifat fisik sampel secara visualisasi maupun pengukuran menggunakan
alat.Penentuan warna dengan teknik
visualisasi kasat mata dapat ditentukan dengancara memastikan apakah minyak
tersebut berwarna jingga kemerah-merahan sesuai dengan
standarnya. Tetapi warna minyak murni yang dihasilkan adalah berwarna bening
keruh.
2. Penentuan Kadar FFA dalam minyak
Setelah dilakukan titrasi, diperoleh
hasil sebagai berikut:
% FFA = x 100 %
-
Persen
FFA Untuk Papain 24 tetes
% FFA = x 100 %
% FFA = x 100 %
% FFA = 36
%
-
Persen FFA untuk Papain 72 tetes
% FFA = x 100 %
% FFA = x 100 %
% FFA = 12,96 %
-
Persen
FFA untuk Papain 96 tetes
% FFA = x 100 %
% FFA = x 100 %
% FFA = 16,56 %
-
Persen
FFA untuk Papain 120 tetes
% FFA = x 100 %
% FFA = x 100 %
% FFA = 28,8 %
Untuk
papain 48 tetes dan 144 tetes tidak berhasil dilakukan titrasi.
B. PEMBAHASAN
Penentuan
asam lemak dapat dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari minyak atau lemak,
hal ini dikarenakan bilangan asam dapat dipergunakan untuk mengukur dan
mengetahui jumlah asam lemak bebas dalam suatu bahan atau sample. Semakin besar
angka asam maka dapat diartikan kandungan asam lemak bebas dalam sample semakin
tinggi, besarnya asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel dapat
diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang kurang
baik.
Sample
yang dipergunakan pada saat praktikum ditimbang dalam keadaan cair, sehingga
sample terlebih dahulu dicairkan, proses pencairan dilakukan untuk mempermudah
proses titrasi selanjutnya, karena apabila sample dalam keadaan padat akan
menyulitkan proses titrasi selanjutnya. Dengan pengecilan ukuran, maka asam
lemak yang terkandung dalam bahan akan lebih banyak keluar daripada sample
dalam keadaan padat.
Penentuan
kadar asam lemak bebas ini dilakukan 4 kali, Sample yang digunakan dalam
penentuan kadar asam lemak bebas tersebut adalah 20 gram per sample.
Setelah
proses penimbangan selesai, proses selanjutnya adalah penambahan pelarut.
Pelarut yang dipergunakan dalam praktikum penentuan kadar asam lemak bebas
adalah alkohol, alkohol yang dipergunakan harus dalam kondisi panas dan netral.
Dalam kondisi yang panas alkohol akan lebih baik dan cepat melarutkan sampel
yang juga nonpolar dan kondisi netral dilakukan agar data akhir yang diperoleh
benar-benar tepat. Jika kondisi alkohol yang dipergunakan tidak netral, maka
hasil titrasi asam-basa menjadi tidak sesuai atau salah. Dalam memanaskan
alkohol, dilakukan dengan menggunakan penangas air, hal ini dilakukan karena
titik didih alkohol lebih rendah daripada air. Proses penetralan alkohol
dilakukan dengan tes kualitatif menggunakan indikator pH universal.
Pada
titrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 N dan indikator yang dipakai adalah
Phenolphtalein (PP), saat penambahan PP larutan berubah warna menjadi merah
muda, padahal seharusnya larutan tidak berwarna, hal ini disebabkan terjadi
kesalahan, yaitu alkohol yang dipergunakan dalam titrasi tidak dalam kondisi
netral, hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh menjadi tidak benar dan jauh
dari data yang kedua. NaOH 0,1 N sebelumnya sudah distandardisasi dengan
menggunakan asam oksalat, titik akhir dari titirasi dicapai saat larutan
berubah warna dari bening menjadi merah muda.
Pada saat titrasi sample yang pertama volume
titrasi sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan sample yang kedua, hal
ini disebabkan kelalaian saat perubahan warna yang terjadi.
Untuk
sample yang pertama, volume NaOH yang sudah dipergunakan adalah sebanyak 25 mL.
Sedangkan untuk sample yang kedua volume NaOH yang dipergunakan adalah 9 ml,
sampel yang ketiga 11,5 mL, dan sampel yang keempat 20 mL.
Hasil
yangberjauhan ini menyebabkan nilai asam lemak bebas tidak dapat
dirata-ratakan, akan tetapi meskipun datanya berselisih jauh kadar dari asam
lemak bebas masih dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
% FFA = x 100 %
Berdasarkan data praktikum dan
perhitungan maka dapat diketahui nilai asam lemak bebas dalam sample yang
pertama adalah sebesar 36 %. Sementara pada sampel kedua sebesar 12,96 %. Pada
sample ketiga sebesar 16,56 %, dan pada sampel keempat 28,8 %. Dari data
tersebut maka nilai perhitungan rata-rata tidak dapat dilakukan karena selisih
sedua data cukup besar.Hal ini menyebabkan nilai asam lemak bebas yang
sebenarnya tetap tidak diketahui. Kesalahan yang menyebabkan nilai asam lemak
bebas menjadi tidak akurat salah satunya adalah dalam penetapan titik akhir,
sehingga volume titrasi yang dipakai, dan titik akhir yang sebenarnya terlewat.
BAB
IV
KESIMPULAN
Setelah dilakukan
percobaan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan angka asam lemak bebas
(FFA) yang dilakukan untuk sampel I (sebanyak 25 mL) adalah 36 %. Sementara
sampel kedua (9 mL) adalah 12,96 %. Sample ketiga (11,5 mL) adalah 16,56 %, dan
samle keempat (20 ml) adalah 28,8 %.
2. Kesalahan yang terjadi mengakibatkan
nilai asam lemak bebas yang sebenarnya tetap tidak diketahui, selisih nilai
persentase yang berjauhan menyebabkan nilai tersebut tidak dapat dirata-rata.